Secara harfiah, husnul khatimah berarti akhir atau kesudahan
yang baik. Dalam istilah agama Islam berarti akhir hayat (kehidupan)
yang baik. Kebalikannya adalah su’ul khatimah, artinya akhir hayat yang buruk. Akhir kehidupan yang dialami oleh manusia itu sering disebut sakaratul maut.
Apakah kita akan mati? Apakah kita akan segera sampai ke garis sakaratul maut?
Lebih rasional kalau pertanyaannya kita balik: apakah kita akan
tidak mati? Siapakah yang bisa memastikan bahwa nanti sore atau besok
pagi, atau bahkan lima menit yang akan datang, ia pasti akan masih
hidup? Puncak ilmu orang hidup adalah mengenai maut. Yang paling masuk
akal bagi segala perjalanan ilmu manusia adalah kesadaran bahwa
sewaktu-waktu akan mati. Pengetahuan yang paling substansial dan primer
adalah bahwa sekarang juga setiap manusia harus siap untuk berakhir
hidupnya. Bahwa jisim (badan) manusia tidak hidup abadi.
Seorang pengusaha bisa menuliskan rancangan-rancangan bisnisnya
pada skala jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, bahkan
diproyeksikan sampai 50 tahun ke depan. Akan tetapi kalimat awal dari
teks rancangannya sesungguhnya berisi kalimat: dengan catatan bahwa
selama jangka waktu tersebut ia belum meninggal dunia.
Seorang politisi sepenuhnya berhak mentargetkan keinginannya
untuk duduk di kursi kepresidenan. Seorang sarjana mutlak diperbolehkan
meniti karirnya sampai sejauh-jauhnya dan setinggi-tingginya. Tetapi
semua itu dengan catatan bahwa berlakunya hanya kalau mereka pasti masih
hidup. Itu namanya ilmu orang tua.
(M. H. Ainun Najib(Cak Nun))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar